Pengertian Prasangka
Prasangka adalah
sebuah sikap yang umumnya bersifat negative terhadap anggota kelompok
tertentu,semata berdasarkan keanggotan mereka dalam kelompok tersebut.
Seseorang
berprasangka negaif terhadap seseorang tersebut tanpa mempedulikan tingkah laku
orang tersebut.
Prasangka
merupakan sebuah tipe khusus daris sikap dan terdapat prasaangka memilki dua pengaruh yaitu:
1.Seseorang yang
berprasangka negative tentang orang lain akan selalu diingat dan apabila apa
yang dipikirkan sama dengan apa yang orang tersebut lihat maka prasangka orang
tersebut terhadap orang lain akan mendapat perhatian lebih.
2.Orang yang
berprasangka negative terhadap orang lain akan memiliki emosi yang negative
walau hanya memikirkan dan melihat kehadiran orang tersebut,prasangka juga
dapat menimbulkan tingkah laku yang berdampak negative pada orang yang dinilai
negative dan dalam berprasangka terdapat keyakinan-keyakinan(streotif) dan
harapan pada orang yang dinilai negative.
Walaupun demikian
prasangka tidak selalu diwujudkan dalam tingkah laku karna adanya hukum,tekanan
social dan ketakutan adalah hal-hal yang
dapat mencegah hal tersebut.
Prasangka timbul
karna :
1.Dengan
berprasangka terhadap orang lain ,orang
tersebut akan merasa bahwa citra diri mereka meningkat dan mereka berpikir
merekalah yang terbaik.
2.Prasangka ada karna
untuk menghemat kita dalam mengorganisasi,menginterpretasi,dan mengambil
informasi.
DISKRIMINASI
Diskriminasi adalah aksi negative
terhadap kelompok yang menjadi sasaran prasangka.Diskriminasi berhubungan
dengan prangka karna seperti yang telah saya katakana pada bagian sebelumnya
bahwa prasangka dapat menimbulkan tingkah laku negative kepada orang mendapat
prasangka negative itu,wujud tingkah laku negative itu adalah diskriminasi.
Terdapat beberaapa bentuk dalam diskriminasi
pada saat sekarang yaitu;
1.Rasisme Modern
Rasisme modern adalah berusaha
menutupi prasangka didepan umum tetapi segera mengecam ketika hal tersebut aman
dilakukan .
2.Tokenisme
Tokenisme adalah perlakuan
seseorang terhadap orang lainnya ,yang ia nilai negative ,dimana orang lain
tersebut diperlakukan seolah secara fositif karna factor rasial orang itu
tetapi dilain kesempatan orang yang
berprilaku positif tersebut direndahkan sehingga menimbulkan dampak psikologi
yang negative bagi sasaran prasangka dan prilaku prasangka.
Sumber Prasangka:
1. Konflik
lansung antar kelompok situasi dimana kelompok-kelompok social bersaing untuk
memperoleh sumber daya yang terbatas
2. Pengalaman
awal dan proses pembelajaran social.
3. Kecenderungan
kita untuk mengkotak-kotakan dunia “kita”dan”mereka” dan memandang kelompok
kita sendiri sebagai kelompok yang lebih baik daripada berbagai out-group
lainnya.
4. Cara
kita memperoses informasi social.
Cara-Cara Mengurangi
dan Mengatasi Prasangka:
1. Mengubah
pengalaman masa kanak-kanak sehingga mereka tidak diajarkan untuk mengecam oleh
orangtua dan dewasa lainnya.
2. Berinteraksi
secara lansung dari orang dengan kelompok yang berbeda,ketika hal ini terjadi
dengan kondisi tertentu ,prasangka dapat berkurang.
3. Merubah
batasan antara “kita “ dan “mereka”.
4. Menggunakan
teknik kognitif sehingga memotivasi orang menjadi tidak berprasangka.
5. Membiasakan
diri untuk selalu berkata tidak terhadap hubungan antara sterotifp dengan
kelompok social tertentu.
6. Memberikan
pandangan bahwa kita tidak berprasangka seperti mereka yang berprasangka.
7.
Memandang orang yang menjadi target berprasangka sebaga
agen yang aktif dan merespon terhadap prasangka yang diberikan.
AGRESI
Agresi adalah tingkah laku yang
tujuannya diarahkan untuk menyakiti makhluk orang lain.
Banyak hal yang disinyalir
menimbulkan perilaku agresi ini yang
sering didengung-dengungkan oleh para ahli adalah keyakinan bahwa agresi muncul
karna factor biologis (Lorenz ,1966, 1974). Factor-faktor biologis tersebut
menurutnya adalah secara alami manusia memiliki insting untuk menyakiti orang
lain dan agresi ditujukan untuk membutikan siapa yang paling kuat,selain itu
manusia melakukan agresi terhadap orang lain dengan banyak cara, dari
mengabaikan orang lain, menyebarkan isu buruk sampai kepada sikap brutal.
Dalam melihat
sebuah agresi,hendaknya kita melihat unsur-unsur agresi,yaitu :
o
Menyerang Orang Lain
o
Dengan Maksud / Niat
o
Menyakiti / melukai ( jiwa / fisik ) orang lain
o
Berbentuk lisan , tulisan atau perbuatan.
Jenis jenis
agresi menurut Myers (1996) membagi Agresi menjadi dua jenis yaitu
1. Agresi Marah / Agresi emosi ( Hostile Aggression ).
1. Agresi Marah / Agresi emosi ( Hostile Aggression ).
Adalah
ungkapan kemarahan dan ditandai dengan emosi yang tinggi . Perilaku agresif
dalam jenis ini adalah tujuan dari agresi itu sendiri.
2. Agresi Instrumental yaitu agresi sebagai sarana untuk mencapai tujuan lain ( Instrumental Agresion ).
2. Agresi Instrumental yaitu agresi sebagai sarana untuk mencapai tujuan lain ( Instrumental Agresion ).
Agresi
Instrumental pada umumnya tidak disertai emosi . Bahkan antara pelaku dan
korban kadang kadang tidak ada hubungan pribadi . Agresi ini hanya merupakan
sarana untuk mencapai tujuan lain.
Teori-teori Terkait Agresi
1. Teori Dorongan :
Teori dorongan berpendapat bahwa motivasi
untuk menyakiti orang lain dikarnakan factor-faktor eksternal seperti frustasi
dan keadaan lingkungan. Frustasi itu sendiri artinya adalah hambatan terhadap
pencapaian suatu tujuan. Dengan demikian Agresi merupakan pelampiasan dari
perasaan frustasi atau dapat dikatakan bahwa frustasi menyebabkan terangsangnya
suatu dorongan yang tujuan utamanya adalah menyakiti beberapa orang atau objek
terutama yang dipersepsikan sebagai penyebab frustasi.
2.
Teori modern
atas agresi :
Teori ini menyatakan agresi dipicu oleh banyak sekali variable input- aspek-aspek dari situasi saat ini atau kecenderungan yang
dibawa individu ketika menhadapi situasi tertentu. Bebrapa varibel pemicu
agresi :
Yang pertama ialah
frustasi, timbul dari bentuk serangan berupa penghinaan, juga bisa ketika
seseorang tidak merasa nyaman atas situasi tertentu yang menyebabkan timbulnya
agresi.
Yang kedua adalah
trait, hal ini mendorong seseorang untuk mdah sekali melakukan agresi,
berhubungan terhadap sikap dan kepercayaan terhadap bentuk agresi tersebut.