Reka Dwi Purnama
1A113242
1. PROSES
Thread
Thread adalah
sebuah alur kontrol dari sebuah proses. Kontrol threadtunggal ini hanya
memungkinkan proses untuk menjalankan satu tugas pada satu waktu. Banyak sistem
operasi modern telah memiliki konsep yang dikembangkan agar memungkinkan sebuah
proses untuk memiliki eksekusi multi-threads, agar dapat secara terus
menerus mengetik dan menjalankan pemeriksaan ejaan didalam proses yang sama,
maka sistem operasi tersebut memungkinkan proses untuk menjalankan lebih dari
satu tugas pada satu waktu. Suatu proses yang multithreaded mengandung
beberapa perbedaan alur kontrol dengan ruang alamat yang sama.
Perbedaan antara proses
dengan thread tunggal dan proses dengan threadyang banyak adalah
proses dengan thread banyak dapat mengerjakan lebih dari satu tugas
pada satu satuan waktu.
Multithreading Models
Beberapa terminologi
yang akan dibahas:
a. Thread pengguna: Thread yang
pengaturannya dilakukan oleh pustakathread pada tingkatan pengguna. Karena
pustaka yang menyediakan fasilitas untuk pembuatan dan penjadwalan thread, thread pengguna
cepat dibuat dan dikendalikan.
b. Thread Kernel:
. Thread yang didukung langsung oleh kernel. Pembuatan, penjadwalan
dan manajemen thread dilakukan oleh kernel pada kernel space.
Karena dilakukan oleh sistem operasi, proses pembuatannya akan lebih lambat
jika dibandingkan dengan threadpengguna.
Model-model Multithreading:
a. Model Many-to-One. Model
ini memetakan beberapa thread tingkatan pengguna ke sebuah thread.
tingkatan kernel. Pengaturan threaddilakukan dalam ruang pengguna sehingga
efisien. Hanya satu threadpengguna yang dapat mengakses thread kernel
pada satu saat. JadiMultiple thread tidak dapat berjalan secara paralel
pada multiprosesor. Contoh: Solaris Green Threads dan GNU Portable
Threads.
b. Model One-to-One. Model
ini memetakan setiap thread tingkatan pengguna ke setiap thread.
Ia menyediakan lebih banyak concurrencydibandingkan model Many-to-One.
Keuntungannya sama dengan keuntungan thread kernel. Kelemahan model
ini ialah setiap pembuatanthread pengguna memerlukan tambahan thread kernel.
Karena itu, jika mengimplementasikan sistem ini maka akan menurunkan kinerja
dari sebuah aplikasi sehingga biasanya jumlah thread dibatasi dalam
sistem. Contoh: Windows NT/XP/2000 , Linux, Solaris 9.
c. Model Many-to-Many. Model
ini memultipleks banyak thread tingkatan pengguna ke thread kernel
yang jumlahnya sedikit atau sama dengan tingkatan pengguna. Model ini
mengizinkan developer membuat threadsebanyak yang ia mau tetapi concurrency tidak
dapat diperoleh karena hanya satu thread yang dapat dijadwalkan oleh
kernel pada suatu waktu. Keuntungan dari sistem ini ialah kernel thread yang
bersangkutan dapat berjalan secara paralel pada multiprosessor.
Pembatalan Thread (Thread
Cancellation)
Thread Cancellation ialah
pembatalan thread sebelum tugasnya selesai. Umpamanya, jika dalam
program Java hendak mematikan Java Virtual Machine (JVM). Sebelum JVM
dimatikan, maka seluruh thread yang berjalan harus dibatalkan
terlebih dahulu. Contoh lain adalah di masalahsearch. Apabila sebuah thread mencari
sesuatu dalam database dan menemukan serta mengembalikan hasilnya, thread sisanya
akan dibatalkan. Thread yang akan diberhentikan biasa disebut target
thread.
Pemberhentian target
Thread dapat dilakukan dengan 2 cara:
a. Asynchronous
cancellation. Suatu thread seketika itu juga membatalkantarget
thread.
b. Deferred
cancellation. Suatu thread secara periodik memeriksa apakah ia
harus batal, cara ini memperbolehkan target thread untuk membatalkan
dirinya secara terurut.
Hal yang sulit dari
pembatalan thread ini adalah ketika terjadi situasi dimana sumber
daya sudah dialokasikan untuk thread yang akan dibatalkan. Selain itu
kesulitan lain adalah ketika thread yang dibatalkan sedang meng-update data
yang ia bagi dengan thread lain. Hal ini akan menjadi masalah yang
sulit apabila digunakan asynchronous cancellation. Sistem operasi akan
mengambil kembali sumber daya dari thread yang dibatalkan tetapi
seringkali sistem operasi tidak mengambil kembali semua sumber daya dari thread yang
dibatalkan.
Alternatifnya adalah
dengan menggunakan deffered cancellation. Cara kerja dari deffered
cancellation adalah dengan menggunakan satu threadyang berfungsi
sebagai pengindikasi bahwa target thread hendak dibatalkan. Tetapi
pembatalan hanya akan terjadi jika target threadmemeriksa apakah ia harus
batal atau tidak. Hal ini memperbolehkanthread untuk memeriksa apakah ia
harus batal pada waktu dimana ia dapat dibatalkan secara aman yang aman.
Pthread merujuk sebagaicancellation points.
Penjadwalan Thread
Begitu dibuat, thread baru
dapat dijalankan dengan berbagai macam penjadwalan. Kebijakan penjadwalanlah
yang menentukan setiap proses, di mana proses tersebut akan ditaruh dalam
daftar proses sesuai proritasnya dan bagaimana ia bergerak dalam daftar proses
tersebut.
Untuk menjadwalkan thread,
sistem dengan model mulithreading many to many atau many to one menggunakan:
a. Process
Contention Scope (PCS). Pustaka thread menjadwalkan thread
pengguna untuk berjalan pada LWP (lightweight process) yang tersedia.
b. System
Contention Scope (SCS). SCS berfungsi untuk memilih satu dari banyak thread ,
kemudian menjadwalkannya ke satu thread tertentu(CPU / Kernel).
Client-Server
1. Pengertian
Client Server
Client-Server adalah
pembagian kerja antara server dan client yg mengakses server dalam suatu
jaringan. Jadi arsitektur client-server adalah desain sebuah aplikasi terdiri
dari client dan server yang saling berkomunikasi ketika mengakses server dalam
suatu jaringan.
Server adalah
komputer yang dapat memberikan service ke client, sedangkan client adalah
komputer yang mengakses beberapa service yang ada di server.
Ketika client membutuhkan suatu service yang ada diserver,
dia akan mengirim request kepada server lewat jaringan. Jika
request tersebut dapat dilaksanakan, maka server akan mengirim
balasan berupa service yang dibutuhkan untuk saling berhubungan
menggunakanSocket.
Socket adalah
sebuah endpoint untuk komunikasi didalam jaringan. Sepasang proses
atau thread berkomunikasi dengan membangun sepasangsocket, yang
masing-masing proses memilikinya. Socket dibuat dengan menyambungkan
dua buah alamat IP melalui port tertentu. Secara umumsocket digunakan
dalam client/server system, dimana sebuah server akan menunggu client pada port tertentu.
Begitu ada client yang menghubungiserver maka server akan
menyetujui komunikasi dengan client melaluisocket yang dibangun.
2. Model
Client-Server
Ada beberapa model
client/server yang penting untuk diketahui. Dimulai dari arsitektur mainframe
hingga arsitektur client/server.
a. Arsitektur
Mainframe
Pada arsitektur ini,
terdapat sebuah komputer pusat (host) yang memiliki sumber daya yang sangat besar,
baik memori, processor maupun media penyimpanan. Melalui komputer terminal,
pengguna mengakses sumber daya tersebut. Komputer terminal hanya memiliki
monitor/keyboard dan tidak memiliki CPU. Semua sumber daya yang diperlukan
terminal dilayani oleh komputer host. Model ini berkembang pada akhir tahun
1980-an.
b. Arsitektur
File Sharing
Pada arsitektur ini
komputer server menyediakan file-file yang tersimpan di media penyimpanan
server yang dapat diakses oleh pengguna. Arsitektur file sharing memiliki
keterbatasan, terutama jika jumlah pengakses semakin banyak serta ukuran file
yang di shaing sangat besar. Hal ini dapat mengakibatkan transfer data menjadi
lambat. Model ini populer pada tahun 1990-an.
c. Arsitektur
Client/Server
Karena keterbatasan
sistem file sharing, dikembangkanlah arsitektur client/server. Salah satu
hasilnya yaitu berupa software database server yang menggantikan software
database berbasis file server. Dikenalkan pula RDBMS (Relational Database
Management System). Dengan arsitektur ini, query data ke server dapat terlayani
dengan lebih cepat karena yang ditransfer bukanlah file, tetapi hanyalah hasil
dari query tersebut. RPC (Remote Procedure Calls) memegang peranan penting pada
arsitektur client/server.
d. Model
Two-tier
Model Two-tier terdiri
dari tiga komponen yang disusun menjadi dua lapisan: client (yang
meminta service) dan server (yang menyediakanservice). Tiga
komponen tersebut yaitu :
1. User
Interface, yaitu antar muka program aplikasi yang berhadapan dan digunakan
langsung oleh user.
2. Manajemen
proses
3. Database
Model ini memisahkan
peranan user interface dan database dengan jelas, sehingga terbentuk dua
lapisan.
e. Model
Three-tier
Pada model ini
disisipkan satu layer tambahan diantara user interface tier dan database tier.
Tier tersebut dinamakan middle-tier. Middle-Tier terdiri dari bussiness logic
dan rules yang menjembatani query user dan database, sehingga program aplikasi
tidak bisa mengquery langsung ke database server, tetapi harus memanggil
prosedur-prosedur yang telah dibuat dan disimpan pada middle-tier. Dengan
adanya server middle-tier ini, beban database server berkurang. Jika query
semakin banyak dan/atau jumlah pengguna bertambah, maka server-server ini dapat
ditambah, tanpa merubah struktur yang sudah ada. Ada berbagai macam software
yang dapat digunakan sebagai server middle-tier. Contohnya MTS (Microsoft
Transaction Server) dan MIDAS.
Agent
Software Agent adalah
entitas perangkat lunak yang didedikasikan untuk tujuan tertentu yang
memungkinkan user untuk mendelegasikan tugasnya secara mandiri, selanjutnya
software agent nantinya disebut agent saja. Agent bisa memiliki ide sendiri
mengenai bagaimana menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu atau agenda
tersendiri. Agent yang tidak berpindah ke host lain disebut stationary
agent.
Karakteristik dari Agen:
1. Autonomy: Agent
dapat melakukan tugas secara mandiri dan tidak dipengaruhi secara langsung oleh
user, agent lain ataupun oleh lingkungan(environment). Untuk mencapai tujuan
dalam melakukan tugasnya secara mandiri, agent harus memiliki kemampuan kontrol
terhadap setiap aksi yang mereka perbuat, baik aksi keluar maupun ke dalam
[Woolridge et. al., 1995].
2. Intelligence,
Reasoning, dan Learning: Setiap agent harus mempunyai standar minimum untuk
bisa disebut agent, yaitu intelegensi (intelligence). Dalam konsep intelligence,
ada tiga komponen yang harus dimiliki: internal knowledge base, kemampuan reasoning berdasar
padaknowledge base yang dimiliki, dan kemampuan learning untuk
beradaptasi dalam perubahan lingkungan.
3. Mobility dan
Stationary: Khusus untuk mobile agent, dia harus memiliki kemampuan yang
merupakan karakteristik tertinggi yang dia miliki yaitu mobilitas. Berbeda
dengan stationary agent. Tetapi keduanya tetap harus memiliki kemampuan
untuk mengirim pesan dan berkomunikasi dengan agent lain.
4. Delegation: Agent
bergerak dalam kerangka menjalankan tugas yang diperintahkan oleh user.
Fenomena pendelegasian (delegation) ini adalahkarakteristik utama suatu
program disebut agent.
5. Reactivity:
Kemampuan untuk bisa cepat beradaptasi dengan adanya perubahan informasi yang
ada dalam suatu lingkungan. Lingkungan itu bisa mencakup: agent lain, user,
informasi dari luar, dsb [Brenner et. al., 1998].
6. Proactivity dan
Goal-Oriented: Sifat proactivity boleh dibilang adalah kelanjutan
dari sifat reactivity. Agent tidak hanya dituntut bisa beradaptasi
terhadap perubahan lingkungan, tetapi juga harus mengambil inisiatif langkah
penyelesaian apa yang harus diambil [Brenner et. al., 1998]. Untuk itu agent
harus didesain memiliki tujuan (goal) yang jelas, dan selalu berorientasi
kepada tujuan yang diembannya (goal-oriented).
7. Communication and
Coordination Capability: Agent harus memiliki kemampuan berkomunikasi dengan
user dan juga agent lain. Masalah komunikasi dengan user adalah masuk ke
masalah user interface dan perangkatnya, sedangkan masalah komunikasi,
koordinasi, dan kolaborasi dengan agent lain adalah masalah sentral
penelitian Multi Agent System(MAS). Bagaimanapun juga, untuk bisa
berkoordinasi dengan agent lain dalam menjalankan tugas, perlu bahasa
standard untuk berkomunikasi.
Klasifikasi Software
Agent
1. Klasifikasi menurut
Karakteristik yang Dimiliki
Menurut Nwana, agent
bisa diklasifikasikan menjadi delapan berdasarkan pada karakteristiknya.
a. Collaborative
Agent: Agent yang memiliki kemampuan melakukan kolaborasi dan
koordinasi antar agent dalam kerangka Multi Agent System(MAS).
b. Interface Agent: Agent yang
memiliki kemampuan untuk berkolaborasi dengan user, melakukan fungsi monitoring dan learninguntuk
memenuhi kebutuhan user.
c. Mobile Agent:
Agent yang memiliki kemampuan untuk bergerak dari suatu tempat ke tempat lain,
dan secara mandiri melakukan tugas ditempat barunya tersebut, dalam lingkungan
jaringan komputer.
d. Information dan
Internet Agent: Agent yang memiliki kemampuan untuk menjelajah
internet untuk melakukan pencarian, pemfilteran, dan penyajian informasi untuk
user, secara mandiri. Atau dengan kata lain, memanage informasi yang ada di
dalam jaringan Internet.
e. Reactive Agent: Agent yang
memiliki kemampuan untuk bisa cepat beradaptasi dengan lingkungan baru dimana
dia berada.
f. Hybrid Agent:
Kita sudah mempunyai lima klasifikasi agent. Kemudianagent yang
memiliki katakteristik yang merupakan gabungan dari karakteristik yang sudah
kita sebutkan sebelumnya adalah masuk ke dalam hybrid agent.
g. Heterogeneous
Agent System: Dalam lingkungan Multi Agent System(MAS), apabila terdapat
dua atau lebih hybrid agent yang memiliki perbedaan kemampuan dan
karakteristik, maka sistem MAS tersebut kita sebut dengan heterogeneous
agent system.
2. Klasifikasi menurut
Lingkungan Dimana Dijalankan
a. Desktop Agent: Agent yang
hidup dan bertugas dalam lingkunganPersonal Computer (PC), dan berjalan
diatas suatu Operating System(OS). Termasuk dalam klasifikasi ini adalah:
• Operating System
Agent
• Application
Agent
• Application
Suite Agent
b. Internet Agent: Agent yang
hidup dan bertugas dalam lingkungan jaringan Internet, melakukan tugas memanage
informasi yang ada di Internet. Termasuk dalam klasifikasi ini adalah:
• Web Search Agent
• Web Server Agent
• Information
Filtering Agent
• Information
Retrieval Agent
• Notification
Agent
• Service Agent
• Mobile Agent
c. Intranet Agent: Agent yang
hidup dan bertugas dalam lingkungan jaringan Intranet, melakukan tugas memanage
informasi yang ada di Intranet. Termasuk dalam klasifikasi ini adalah:
• Collaborative
Customization Agent
• Process
Automation Agent
• Database Agent
• Resource
Brokering Agent
Bahasa Pemrograman yang
digunakan
Bahasa pemrograman yang
dipakai untuk tahap implementasi dari software agent, sangat menentukan
keberhasilan dalam implementasi agent sesuai dengan yang diharapkan. Beberapa
peneliti memberikan petunjuk tentang bagaimana karakteristik bahasa pemrorgaman
yang sebaiknya di pakai [Knabe, 1995] [Brenner et al., 1998]. Diantaranya yaitu
:
1. Object-Orientedness:
Karena agent adalah
berhubungan dengan obyek, bahkan beberapa peneliti menganggap agent adalah
obyek yang aktif, maka juga agent harus diimplementasikan kedalam pemrorgaman
yang berorientasi obyek (object-oriented programming language).
2. Platform
Independence:
Seperti sudah dibahas
pada bagian sebelumnya, bahwa agent hidup dan berjalan diberbagai lingkungan.
Sehingga idealnya bahasa pemrograman yang dipakai untuk implementasi adalah
yang terlepas dari platform, atau dengan kata lain program tersebut harus bisa
dijalankan di platform apapun (platform independence).
3. Communication
Capability:
Pada saat berinteraksi
dengan agent lain dalam suatu lingkungan jaringan (network environment),
diperlukan kemampuan untuk melakukan komunikasi secara fisik. Sehingga
diperlukan bahasa pemrograman yang dapat mensupport pemrograman yang berbasis
network dan komunikasi.
4. Security:
Faktor keamanan
(security) adalah factor yang sangat penting dalam memilih bahasa pemrorgaman
untuk implementasi software agent. Terutama untuk mobil agent, diperlukan
bahasa pemrograman yang mensupport level-level keamanan yang bisa membuat agent
bergerak dengan aman.
5. Code Manipulation:
Beberapa aplikasi
software agent memerlukan manipulasi kode program secara runtime, sehingga
diperlikan bahasa pemrograman untuk software agent yang dapat menangani masalah
runtime tersebut.
Dari karakteristik di
atas dapat disimpulkan bahwa bahasa pemrograman yang layak untuk
mengimplementasikan software agent adalah sebagai berikut :
• Java
• Telescript
• Tcl/Tk, Safe-Tcl,
Agent-Tcl
2. SISTEM OPERASI
TERDISTRIBUSI
Sistem operasi
terdistribusi adalah salah satu implementasi dari sistem terdistribusi, di mana
sekumpulan komputer dan prosesor yang heterogen terhubung dalam satu jaringan.
Tujuan utamanya adalah untuk memberikan hasil secara lebih, terutama dalam:
1. file
system:
a. name
space
b. Waktu
pengolahan
c. Keamanan
d. Akses
ke seluruh resources, seperti prosesor, memori, penyimpanan sekunder, dan
perangakat keras
2. Proses:
a. Dijalankan
secara bersamaan (execute concurrently)
b. interaksi
untuk bekerjasama dalam mencapai tujuan yang sama
c. mengkoordinasikan
aktifitas dan pertukaran informasi yaitu pesan yang dikirim melalui jaringan
3. komunikasi
Fungsi Sistem Operasi
Terdistribusi
a. Komputer
(Resource Manager).
Semua komponen yang
memberikan fungsi (manfaat) atau dengan pengertian lain adalah semua yang
terdapat atau terhubung ke sistem komputer dapat untuk memindahkan, menyimpan,
dan memproses data, serta untuk mengendalikan fungsi-fungsi tersebut.
Sumber daya pada sistem
komputer, antara lain :
b. Sumber
daya fisik
Seperti keyboard,
bar-code reader, mouse, joystick, lightpen, track-ball, touchscreen, pointing
devices, floppy disk drive, hard-disk, tape drive, optical disk, CD ROM drive,
CRT, LCD, printer, modem, ethernet card, PCMCIA, RAM, cache memory, register,
kamera, sound card, radio, digitizer, scanner, plotter, dan sebagainya.
a. Sumber
daya abstrak
Seperti Semaphore untuk
pengendalian sinkronisasi proses-proses, PCB (Process Control Block) untuk
mencatat dan mengendalikan proses, tabel segmen, tabel page, i-node, FAT, file
dan sebagainya.
b. Manfaat
Komputasi
Salah satu keunggulan
sistem operasi terdistribusi ini adalah bahwa komputasi berjalan dalam keadaan
paralel. Proses komputasi ini dipecah dalam banyak titik, yang mungkin berupa
komputer pribadi, prosesor tersendiri, dan kemungkinan perangkat
prosesor-prosesor yang lain.
c. Reliabilitas
Fitur unik yang
dimiliki oleh DOS ini adalah reliabilitas. Berdasarkan design dan implementasi
dari design sistem ini, maka hilangnya satu node tidak akan berdampak terhadap
integritas sistem. Hal ini berbeda dengan PC, apabila ada salah satu hardware
yang mengalami kerusakan, maka sistem akan berjalan tidak seimbang, bahkan
sistem bisa tidak dapat berjalan atau mati.
d. Komunikasi
Sistem operasi terdistribusi
biasanya berjalan dalam jaringan dan biasanya melayani koneksi jaringan. Sistem
ini biasanya digunakan user untuk proses networking. Uses dapat saling bertukar
data, atau saling berkomunikasi antara titik baik secara LAN maupun WAN.
Komponen Inti SO
Komponen sistem operasi
terdiri dari:
1) Manajemen
Proses
Proses adalah keadaan
ketika sebuah program sedang di eksekusi. Sebuah proses membutuhkan beberapa
sumber daya untuk menyelesaikan tugasnya. sumber daya tersebut dapat berupa CPU
time, memori, berkas-berkas, dan perangkat-perangkat I/O. Sistem operasi bertanggung
jawab atas aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan manajemen proses seperti:
· Pembuatan
dan penghapusan proses pengguna dan sistem proses.
· Menunda
atau melanjutkan proses.
· Menyediakan
mekanisme untuk proses sinkronisasi.
· Menyediakan
mekanisme untuk proses komunikasi.
· Menyediakan
mekanisme untuk penanganan deadlock.
2) Manajemen
Memori Utama
Memori utama atau lebih
dikenal sebagai memori adalah sebuah array yang besar dari word atau byte, yang
ukurannya mencapai ratusan, ribuan, atau bahkan jutaan. Setiap word atau byte
mempunyai alamat tersendiri. Memori Utama berfungsi sebagai tempat penyimpanan
yang akses datanya digunakan oleh CPU atau perangkat I/O. Memori utama termasuk
tempat penyimpanan data yang sementara (volatile), artinya data dapat hilang
begitu sistem dimatikan. Sistem operasi bertanggung jawab atas
aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan manajemen memori seperti:
· Menjaga
track dari memori yang sedang digunakan dan siapa yang menggunakannya.
· Memilih
program yang akan di-load ke memori.
· Mengalokasikan
dan meng-dealokasikan ruang memori sesuai kebutuhan.
· Manajemen
Penyimpanan Sekunder
Data yang disimpan
dalam memori utama bersifat sementara dan jumlahnya sangat kecil. Oleh karena
itu, untuk meyimpan keseluruhan data dan program komputer dibutuhkan secondary
storage yang bersifat permanen dan mampu menampung banyak data. Contoh dari
secondary storage adalah harddisk, disket, dll. Sistem operasi bertanggung-jawab
atas aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan disk management seperti:
free-space management, alokasi penyimpanan, penjadualan disk.
3) Manajemen
Sistem I/O
Sering disebut device
manager. Menyediakan “device driver” yang umum sehingga operasi I/O dapat
seragam (membuka, membaca, menulis, menutup). Contoh: pengguna menggunakan
operasi yang sama untuk membaca berkas pada hard-disk, CD-ROM dan floppy disk.
Komponen Sistem Operasi
untuk sistem I/O:
· Buffer:
menampung sementara data dari/ ke perangkat I/O.
· Spooling:
melakukan penjadualan pemakaian I/O sistem supaya lebih efisien (antrian dsb.).
· Menyediakan
driver untuk dapat melakukan operasi “rinci” untuk perangkat keras I/O
tertentu.
4) Manajemen
Berkas
Berkas adalah kumpulan
informasi yang berhubungan sesuai dengan tujuan pembuat berkas tersebut. Berkas
dapat mempunyai struktur yang bersifat hirarkis (direktori, volume, dll.).
Sistem operasi
bertanggung-jawab:
· Pembuatan
dan penghapusan berkas.
· Pembuatan
dan penghapusan direktori.
· Mendukung
manipulasi berkas dan direktori.
· Memetakan
berkas ke secondary storage.
· Mem-backup
berkas ke media penyimpanan yang permanen (non-volatile).
5) Sistem
Proteksi
Proteksi mengacu pada
mekanisme untuk mengontrol akses yang dilakukan oleh program, prosesor, atau
pengguna ke sistem sumber daya.
Mekanisme proteksi
harus:
· membedakan
antara penggunaan yang sudah diberi izin dan yang belum.
· specify
the controls to be imposed.
· provide
a means of enforcement.
6) Jaringan
Sistem terdistribusi
adalah sekumpulan prosesor yang tidak berbagi memori atau clock. Tiap prosesor
mempunyai memori sendiri. Prosesor-prosesor tersebut terhubung melalui jaringan
komunikasi Sistem terdistribusi menyediakan akses pengguna ke bermacam
sumber-daya sistem.
· Increased
data availability.
· Enhanced
reliability.
· Computation
speed-up.
· Increased
data availability.
· Enhanced
reliability.
7) Command-Interpreter
System
Sistem Operasi menunggu
instruksi dari pengguna (command driven). Program yang membaca instruksi dan
mengartikan control statements umumnya disebut: control-card interpreter,
commandline interpreter, dan UNIX shell. Command-Interpreter System sangat
bervariasi dari satu system operasi ke sistem operasi yang lain dan disesuaikan
dengan tujuan dan teknologi I/O devices yang ada. Contohnya: CLI, Windows,
Pen-based (touch), dan lain-lain.
Konsep Dasar Proses
Dalam Sistem Operasi
Proses dalam sistem
operasi adalah suatu bagian dari program yang berada pada status tertentu dalam
rangkaian eksekusinya. Di dalam bahasan Sistem Operasi, kita lebih sering
membahas proses dibandingkan dengan program. Pada Sistem Operasi modern, pada
satu saat tidak seluruh program dimuat dalam memori, tetapi hanya satu bagian
saja dari program tersebut. Sedangkan bagian lain dari program tersebut tetap
beristirahat di media penyimpan disk. Hanya pada saat dibutuhkan saja, bagian
dari program tersebut dimuat di memory dan dieksekusi oleh prosesor. Hal ini
akan sangat menghemat pemakaian memori.
Secara informal; proses
adalah program dalam eksekusi. Suatu proses adalah lebih dari kode program,
dimana kadang kala dikenal sebagai bagian tulisan. Proses juga termasuk
aktivitas yang sedang terjadi, sebagaimana digambarkan oleh nilai pada program
counter dan isi dari daftar prosesor/ processor’s register. Suatu proses
umumnya juga termasuk process stack, yang berisikan data temporer (seperti
parameter metoda, address yang kembali, dan variabel lokal) dan sebuah data
section, yang berisikan variabel global.
Sumber:
https://www.scribd.com/doc/16677284/Jenis-Sistem-Operasi-Terdistribusi
http://dhy-tha.blogspot.com/2012/01/sistem-operasi-terdistribusi.html
http://bebas.vlsm.org/v06/Kuliah/SistemOperasi/BUKU/SistemOperasi-4.X-1/ch11.html#c31101
Sumber:
https://www.scribd.com/doc/16677284/Jenis-Sistem-Operasi-Terdistribusi
http://dhy-tha.blogspot.com/2012/01/sistem-operasi-terdistribusi.html
http://bebas.vlsm.org/v06/Kuliah/SistemOperasi/BUKU/SistemOperasi-4.X-1/ch11.html#c31101
http://bebas.vlsm.org/v06/Kuliah/SistemOperasi/2002/riene101/produk/Materi/Threads.html
http://rofiqsiregar.wordpress.com/2007/05/09/defenisi-clientserver/
http://bebas.vlsm.org/v06/Kuliah/SistemOperasi/BUKU/SistemOperasi-4.X-1/ch17s05.html
http://rofiqsiregar.wordpress.com/2007/05/29/model-clientserver/